3.1. Faktor yang Mempengaruhi
Dinamika Pantai
perubahan
atau dinamika pantai terjadi apabila proses geomorfologi yang terjadi pada
suatu segmen pantai melebihi proses yang biasa terjadi. Perubahan proses
geomorfologi tersebut terjadi sebagai akibat dari sejumlah faktor lingkungan,
sepeti; faktor geologi, geomorfologi, iklim, biotik, pasang-surut, gelombang,
arus laut, salinitas. Faktor-faktor tersebut sangat bervariasi dari suatu
tempat dengan tempat lain, sehingga proses yang bekerja dan konfigurasi
pantainyapun juga sangat bervariasi (Sutikno, 1993).
1. Faktor geologi dan geomorfologi
Faktor
geologi dan geomorfologi jelas pengaruhnya pada pantai yang terjal (cliff) ditunjukkan oleh kenampakan yang
terkait dengan struktur batuan pada lahan buritan, pantai, dan zone perairan dangkal. Pantai deposisional
terpengaruh oleh faktor geologis, yaitu berkaitan dengan sumber sedimen,
keadaan daerah aliran sungai atau dasar sungai. Pengarug faktor geologi yang
sangat dominan adalah resistensi batuan, karena resistensi batuan akan
mempengaruhi sumber sedimen. Apabila batuan yang terdapat pada pantai memiliki
resistensi yang lemah maka pantai tersebut akan mudah mengalami abrasi pantai,
sehingga pantai akan mengalami kemunduran. Sedangkan pantai yang memiliki
batuan yang resistensinya kuat akan lebih tahan terhadap hempasan gelombang,
arus laut, dan pasang-surut, sehingga pantainya akan tahan terhadap erosi
pantai atau abrasi.
2. Faktor iklim
Faktor
iklim berpengaruh terhadap proses pelapukan pada batuan di pantai, yang dapat
menyebabkan pelapukan mekanik, pelapukan chemik, dan biologi yang bervariasi
menurut kedudukannya, apakah di atas permukaan air laut atau di bawah permukaan
air laut. Selanjutnya kondisi iklim berpengaruh terhadap proses erosi,
longsorlahan, aliran lumpur, atau rayapan, yang semuanya dapat berpengeruh
terhadap pantai.
Variasi
regional dari iklim akan tercermin pada kenampakan yang terdapat pada pantai.
Di daerah tropis basah, proses pelapukan khemik yang dominan, sehingga di daratan
dekat pantai banyak ditemukan hasil pelapukan yang tebal dan berbutir halus. Di
daerah yang bermusim dingin proses pelapukan mekanik yang dominan, sehingga di
daerah dekat pantai akan banyak dijumpai material yang kasar. Meskipun demikian
perlu diketahui bahwa material kasar di pantai bukan monopoli dari daerah yang
beriklim dingin, tetapi juga ditemukan pada daerah humid tropik yang
bergunungapi aktif. Pada daerahgletser pantainyapun akan ditemukan material
kasar, sebagai akibat darimoraine yang masuk ke perairan pantai.
3. Faktor biologi
faktor biologi juga terpengaruh oleh
kondisi iklim, karena binatang atau hewan pertumbuhannya tergantung pada
kondisi iklim. Koral hidup pada daerah intertropikal, mangrove tumbuh pada
daerah lintang rendah dan rawa payau terjadi pada daerah sedang. Efek dari
organisme di pantai dapat dibedakan menjadi:
- erosional; misalnya
tumbuhan dapat mempercepat proses pelarutan
- proteksional; mangrove dan
rumput laut dapat melindungi pantai dari abrasi
- kontruksional; karang, koral
dapat tumbuh membentuk karang penghalang atau atol.
4. Faktor angin
faktor angin mempunyai pengaruh
terhadap pembentukan dan perkembangan sand
dune pantai. Selain itu angin juga sebagai penggerak utama terhadap
gelombang dan arus laut permuaan laut. Secara bersama-sama dengan pasang-surut
dapat mempengaruhi proses abrasi dan sedimentasi di pantai. Pengaruh angin akan
memperbesar gelombang yang datang ke pantai, sehingga ini akan mengikis garis
pantai yang mengakaibatkan terjadinya abrasi pantai, kemudian dengan arus laut
hasil abrasi pantai tersebut dibawa pada suatu tempat untuk diendapkan.
5. Faktor
pasang-surut
pasang-surut air laut bervariasi
dari suatu tempat ke tempat lain, sehingga berpengaruh terhadap perkembangan
garis pantai yang mempunyai bentuk berbeda-beda. Ada pantai yang pengaruh
pasang-surutnya kecil sehingga dapat diabaikan tetapi ada pula yang pengaruhnya
sangat kuat, karena dapat menimbulkan arus yang kuat. Faktor-faktor tersebut di
atas menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan pantai dari suatu tempat,
sehingga faktor yang dominan memncirikan morfologi pantainya. Dalammempelajari
morfologi pantai dan perkembangannya di suatu daerah dua hal yang perlu
diperhatikan, selain faktor-faktor seperti tersebut di atas, yaitu;
- kenampakan hasil proses
pada masa lampau yang terdapat pada pantai, seperti teras marin dan gua
pantai,
- modifikasi sistem pantai
oleh aktivitas manusia selama abad terakhir, yang dapat berpengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap perkembangan pantai. Pembuatan tembok
penguat tebing pantai, groin, pemecah gelombang, pengerukan dan penimbunan
pantai mempunyaipengaruh langsung terhadap proses erosi dan sedimentasi di
pantai. Perubahan penggunaan lahan di daratan mempunyai pengaruh tidak
langsung terhadap perkembangan pantai, seperti pembabatan vegetasi,
pembakaran hutan, perumputan yang berlebih, dan pencemaran.
Atas dasar uraian
tersebut di atas dapat diketahui dan dimengerti bahwa untuk mempelajari
perubahan pantai perl mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya dan
proses-proses dalamsistemmorfogenetik pantai, seperti perubahan pola garis
pantai, sumber sedimen, aliran sedimen yang meliputi arah, jumlah dalam waktu
tertentu. Pengaruh faktor-faktor danproses-prosess tersebut akan tercermin pada
morfologi atau bentuklahan di pantai.
I.
Pertanyaan/Tugas
1. jelaskan pengaruh faktor
geologi dan geomorfologi terhadap dinamika pantai? genesisnya?
2. jelaskan pengaruh faktor iklim
terhadap dinamika pantai?
3. jelaskan pengaruh faktor
biologi terhadap dinamika pantai?
4. jelaskan pengaruh faktor angin?
5. jelaskan pengaruh faktor
pasang-surut terhadap dinamika pantai?
II.
Sumber
Bird,
1969. Coasts. Massachusetts Institute of Technology,Cambridge, London. England
Pethick,
John, 1984. An introduction to Coastal Geomorphology, Edward Arnold. Australia
Sutikno,
1993. Kharakteristik Bentuk dan Geologi
Pantai di Indonesia. Diklat PU WIL. III Direktorat Jendral Pengairan
Departemen Pekerjaan Umum, Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta
No comments:
Post a Comment